JANDA ALAWIYAH

Minggu, September 06, 2009

ADALAH seorang Alawi dia mempunyai beberapa anak perempuan. Tiba-tiba ia meninggal dunia. Kemudian anak-anaknya dipelihara oleh ibunya, juga dari turunan Alawiyah. Karena keadaannya sangat miskin, maka ia bersama anak-anaknya terpaksa pindah dari daerah itu. Dia terpaksa tinggal di sebuah surau yang sudah rusak dan tidak dipakai untuk sembahyang lagi. Setiap hari janda ini keluar untuk memenuhi kebutuhan makan anak-anaknya.
Pada suati hari ia pergi ke pembesar dusun itum untuk menyampaikan hal ikhwalnya serta anak-anaknya. Tetapi keterangan itu tidak dipercaya oleh pembesar dusun itu, bahkan ia minta bukti.
“saya seorang gharib,” jawab perempuan itu.
Namun pembesar dusun yang sebenarnya seorang muslim tersebut mengabaikan hal itu.

Karena demikian, maka wanita itu keluar dari susun tersebut dan bertemu dengan majusi. Oleh majusi aia diterima baik. Bahkan dia menyuruh pelayannya untuk pergii bersama menjemput putri-putrinya. Mereka diberikan tempat di rumahnya, dan disikapi secara wajar, layaknya keluarga sendiri.
Tiba-tiba pada malam hari si pembesar dusun yang muslim tadi bermimpi , seolah-olah tiba hari kiamat, dan di atas kepala Nabi Muhammad saw ada panji Liwa-ul Handi dan di sampingnya ada gedung besar , maka pembesar dusun itu bertanya :
“ya Rasulullah, untuk siapakah gedung itu?”
“untuk orang muslim.” Jawab Rasulullah saw.
“saya seorang muslim yang bertauhid.” Katanya.
“tunjukkan kepadaku buktinya!” jawab Rasulullah saw.
Maka orang itu bingung. Lalu oleh Nabi saw diseceritakan kepadanya keadaan janda Alawiyah yang datang kepadanya, dan dimintai bukti kebenarannya.
Maka orang tersebut bangun dari tidurnya dengan perasaan kecewa, karena telah menolak janda itu. Kemudian ia berusaha mencari janda itu, sehingga mendapatkan berita bahwa janda tersebut di rumah orang majusi.
Maka pembesar dusun itu [un pergi ke rumah orang majusi, minta kepadanya agar menyerahkan wanita muslimat itu. Tetapi orang majusi itu menolak : “aku telah merasakan berkat orang-orang yang aku tolong ini.”
Lalu pembesar dusun itu menyerakan uang seribu dinar pada majusi itu sebagai imbalan jika mau menyerahkan pdanya janda dan anak-anaknya itu.
Seketiak si majusi berkata : “yang anda inginkan itu, memang sayalah yang berhak. Dan gedung yang kamu impikan itu memang dibuat untukku!”
“kamu bukan muslim!” kata pembesar dusun yang muslim itu.
“apakah anda akan berbangga tentang kemuslimanmu? Demi Allah tiadalah malam itu kami tidur sehingga kami sekeluarga telah masuk Islam di tangan wanita Alawiyah ini dan putri-putrinya! Dan saya telah juga bermimpi sama dengan impianmu itu, dan ketika Rasulullah saw bertanya kepadaku : “apakah janda Alawiyah dengan putri-putrinya itu berada di rumahmu?” jawabku : “benar ya Rasulullah.” Maka sabda Nabi saw : “gedung itu untukmu dan sekeluargamu.”
Setelah mendengar keterangan majusi itu maka kembalilah pembesar dusun itu dengan perasaan menyesal tidak terhingga.

1 komentar:

  1. semangad !! hho

    go islam .. go islam